Salah Satu Daftar Nama Penyakit Polio : Sejarah, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Upaya Eradikasi

daftarnamapenyakit.web.id – Penyakit polio, juga dikenal sebagai poliomielitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Penyakit ini telah menghantui manusia selama ribuan tahun, menyebabkan kecacatan dan kematian yang signifikan. Namun, melalui upaya vaksinasi yang luas, polio telah berhasil dikendalikan di banyak negara dan langkah-langkah terus dilakukan untuk mencapai eradicationseluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah, penyebab, gejala, pengobatan, dan upaya eradicasi penyakit polio.

Sejarah Polio

Polio telah ada sejak zaman kuno, tetapi penyakit ini baru mulai dikenali dengan baik pada abad ke-19. Pada pertengahan abad ke-20, polio menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara. Wabah polio sering terjadi di musim panas dan terutama menyerang anak-anak.

Pada tahun 1955, vaksin polio pertama, yang dikembangkan oleh Jonas Salk, diperkenalkan dan mulai digunakan secara luas. Ini adalah vaksin inaktivasi, yang dibuat dari virus yang telah dimatikan. Kemudian, vaksin polio oral (OPV) yang mengandung virus yang dilemahkan juga dikembangkan oleh Albert Sabin dan mulai digunakan pada tahun 1961.

Melalui kampanye vaksinasi yang intensif, penyakit polio berhasil dikendalikan di banyak negara di Amerika Utara, Eropa, dan beberapa bagian dunia lainnya. Pada tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan Inisiatif Pemberantasan Polio Global dengan tujuan utama untuk mengeliminasi penyakit polio secara global.

Penyebab Polio

Penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus polio, yang termasuk dalam keluarga Enterovirus. Virus polio menyebar melalui kontak langsung dengan tinja orang yang terinfeksi atau melalui droplet yang terhirup saat orang tersebut bersin atau batuk.

Setelah masuk ke dalam tubuh, virus polio biasanya menyerang saluran pencernaan dan saluran pernapasan atas. Dari sana, virus dapat menyebar ke sistem saraf pusat, menyebabkan peradangan pada sumsum tulang belakang dan otak. Inilah yang mengakibatkan gejala parah dan sering kali menyebabkan kelumpuhan.

Faktor Risiko Polio

Tidak semua orang yang terpapar virus polio akan mengembangkan gejala penyakit. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit polio antara lain:

1. Belum divaksinasi

Orang yang belum divaksinasi terhadap polio memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi virus polio dan mengembangkan penyakit.

2. Paparan virus

Orang yang tinggal atau bekerja di daerah dengan kasus polio yang terjadi atau orang yang sering berinteraksi dengan individu yang terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi terpapar virus polio.

3. Kekebalan yang lemah

Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti individu dengan penyakit menular atau kondisi imunodefisiensi, lebih rentan terhadap infeksi virus polio.

Gejala Polio

Sebagian besar orang yang terinfeksi virus polio tidak akan mengalami gejala apa pun. Namun, sekitar 25% kasus akan mengalami gejala yang ringan, seperti demam, sakit tenggorokan, dan mual. Ini disebut sebagai polio tanpa gejala atau polio tak bernyata.

Baca juga : Salah Satu Daftar Nama Penyakit Serangan Jantung : Memahami Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Sebagian kecil kasus, sekitar 1% dari mereka yang terinfeksi, akan mengalami bentuk penyakit polio yang lebih parah, yang dikenal sebagai polio paralitik. Gejala-gejala ini meliputi:

1. Kelumpuhan

Salah satu gejala khas polio paralitik adalah kelumpuhan yang terjadi secara tiba-tiba atau dalam beberapa jam. Kelumpuhan dapat mempengaruhi satu atau lebih anggota tubuh, biasanya kaki atau tungkai. Dalam kasus yang lebih jarang, kelumpuhan dapat melibatkan otot-otot pernapasan dan mengancam jiwa.

2. Nyeri otot

Beberapa individu dengan polio paralitik dapat mengalami nyeri dan kelemahan otot sebelum kelumpuhan terjadi.

3. Kesulitan bernapas

Ketika virus polio menyerang otot-otot pernapasan, individu dapat mengalami kesulitan bernapas, terutama saat istirahat atau tidur.

4. Gangguan pencernaan

Beberapa penderita polio dapat mengalami gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan diare.

5. Sakit kepala dan kelelahan

Beberapa individu dengan polio paralitik dapat mengalami sakit kepala yang persisten dan kelelahan yang berlebihan.

Pengobatan Polio

Tidak ada pengobatan spesifik untuk polio. Perawatan biasanya bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan membantu dalam pemulihan. Beberapa pendekatan pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

1. Istirahat dan perawatan simtomatik

Istirahat yang cukup dan perawatan simtomatik dapat membantu mengurangi gejala dan memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih.

2. Terapi fisik

Terapi fisik dapat membantu individu yang mengalami kelumpuhan untuk memulihkan kekuatan dan fungsi otot yang terkena. Terapis fisik akan merancang program latihan yang sesuai untuk memperbaiki mobilitas dan membangun kekuatan otot yang hilang.

3. Perawatan pendukung

Beberapa penderita polio paralitik dapat memerlukan perawatan pendukung, seperti perangkat bantu pernapasan atau alat bantu berjalan, untuk membantu mereka dalam aktivitas sehari-hari.

Sejak diluncurkan pada tahun 1988, Inisiatif Pemberantasan Polio Global telah bekerja keras untuk mencapai eradicasi penyakit polio di seluruh dunia. Inisiatif ini dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bersama dengan mitra-mitra seperti Rotary International, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Dana PBB untuk Anak (UNICEF), dan Gavi, the Vaccine Alliance.

Upaya eradicasi polio melibatkan beberapa strategi kunci, antara lain:

1. Imunisasi Rutin

Program imunisasi rutin menggunakan vaksin polio inaktivasi (IPV) dan vaksin polio oral (OPV) untuk melindungi anak-anak dari infeksi virus polio. Vaksin diberikan secara rutin melalui program imunisasi nasional di banyak negara.

2. Kampanye Vaksinasi Massal

Kampanye vaksinasi massal dilakukan secara periodik untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi di populasi yang rentan terhadap polio. Tim medis dan relawan bekerja sama untuk mencapai setiap anak di setiap rumah tangga dengan vaksin polio.

3. Pemantauan Kasus dan Respons Cepat

Pemantauan kasus polio yang ketat dilakukan untuk mendeteksi dan merespons setiap kasus polio yang muncul. Ketika kasus dilaporkan, tim medis bekerja dengan cepat untuk mengisolasi kasus, melakukan investigasi epidemiologi, dan melacak dan vaksinasi kontak yang berisiko tinggi.

4. Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional antara negara-negara dan lembaga-lembaga kesehatan global penting dalam upaya eradicasi polio. Informasi, sumber daya, dan dukungan teknis dipertukarkan untuk memastikan program imunisasi polio yang efektif dan sistem pemantauan yang akurat.

5. Penelitian dan Inovasi

Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan vaksin polio yang lebih efektif dan aman, serta memahami epidemiologi penyakit polio. Inovasi dalam logistik, strategi vaksinasi, dan pemantauan kasus juga diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program eradicasi.

Meskipun telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam upaya pemberantasan polio, tantangan masih ada. Beberapa faktor yang mempengaruhi upaya eradicasi polio antara lain:

1. Negara-Negara dengan Konflik dan Ketidakstabilan

Di beberapa negara dengan konflik dan ketidakstabilan politik, akses ke pelayanan kesehatan dan program vaksinasi dapat terhambat. Upaya khusus harus dilakukan untuk mencapai anak-anak yang berada dalam situasi sulit ini.

2. Ketidaksesuaian dan Penolakan Vaksinasi

Penolakan vaksinasi oleh sebagian masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu dapat menjadi hambatan dalam mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi. Upaya edukasi dan pemahaman yang mendalam tentang manfaat dan keamanan vaksin polio penting untuk mengatasi ketidaksesuaian dan penolakan tersebut.

3. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk yang tinggi, seperti migrasi atau perpindahan populasi, dapat menyulitkan pencapaian cakupan vaksinasi yang tinggi dan pemantauan kasus yang efektif. Perlu adanya kerja sama lintas batas dan upaya khusus untuk mencapai populasi yang terus berpindah.

4. Variasi Virus Polio Alam

Virus polio alam masih ada dalam beberapa wilayah tertentu, terutama di negara-negara dengan infrastruktur kesehatan yang lemah. Variasi virus ini dapat menyulitkan upaya pemberantasan karena perlunya vaksin yang efektif terhadap semua jenis virus polio.

Pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan harus terus berkomitmen untuk upaya eradicasi polio. Dukungan finansial dan politik yang kuat diperlukan untuk mempertahankan upaya vaksinasi yang intensif, pemantauan kasus yang ketat, dan penelitian yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Penyakit Polio adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Melalui upaya vaksinasi yang luas dan strategi pemberantasan yang komprehensif, polio telah berhasil dikendalikan di banyak negara. Namun, tantangan masih ada dalam mencapai eradicasi polio secara global.

Melalui imunisasi rutin, kampanye vaksinasi massal, pemantauan kasus yang ketat, kerjasama internasional, dan penelitian yang berkelanjutan, kita dapat terus melangkah menuju tujuan eradicasi polio. Dukungan dan partisipasi aktif dari pemerintah, lembaga kesehatan, tenaga medis, dan masyarakat sangat penting dalam upaya ini.

Penting untuk diingat bahwa upaya eradicasi polio tidak hanya memberikan manfaat bagi generasi saat ini, tetapi juga bagi generasi mendatang. Membantu menciptakan dunia yang bebas dari polio adalah warisan yang berharga untuk kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.

One thought on “Salah Satu Daftar Nama Penyakit Polio : Sejarah, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Upaya Eradikasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *